RItus CIpta

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan โ€“ LAS Ensemble

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan โ€“ LAS Ensemble 2048 2560 Admin Mi-Reng

LAS Ensemble Hadirkan Eksperimen Suara Baru

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan kembali hadir dengan rangkaian konser yang menampilkan kelompok musik inovatif dari berbagai latar belakang. Pada Rabu, 6 Agustus 2025, giliran LAS Ensemble yang akan tampil di Gedung Unit 1 KG Ketewel, Gianyar, dengan membawa karya-karya kontemporer penuh eksplorasi.

LAS Ensemble: Musik Lepas dari Tradisi yang Mapan

LAS Ensemble merupakan kelompok musik yang berfokus pada karya kontemporer, eksperimental, dan musik baru. Mereka hadir dengan semangat melepaskan kerangka dari tradisi yang mapan, menekankan interpretasi tentang ketiadaan, keikhlasan, dan pelepasan.

Dengan format instrumen yang inklusif dan tidak tetap, LAS Ensemble menciptakan ruang bagi keberanian untuk membuka lembaran baru. Musik mereka bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga sarana refleksi, motivasi, dan inspirasi bagi generasi muda.

Profil Komposer: I Putu Adi Septa Suweca Putra

Sosok penting di balik LAS Ensemble adalah I Putu Adi Septa Suweca Putra, atau akrab disapa Putu Septa. Lahir di Ubud, Bali pada 29 September 1992, ia telah menunjukkan bakat luar biasa dalam musik gamelan sejak usia dini.

Karier internasionalnya dimulai sejak 2006 di San Francisco bersama Gamelan Salukat, lalu berlanjut dengan tur di berbagai kota besar Amerika Serikat pada 2009โ€“2010. Septa menempuh pendidikan di ISI Denpasar dan melanjutkan program magister komposisi musik di ISI Surakarta.

Sebagai komposer, Septa telah menciptakan puluhan karya sejak 2010, mulai dari gamelan kontemporer, musik eksperimental, hingga electroacoustic. Beberapa karyanya yang penting antara lain Klangasah (2010), Circle (2013), Polarity (2017), Contemporary Kecak (2019), hingga karya terbarunya Tridatu (2025). Ia juga dikenal dengan inovasi instrumen baru seperti Gamelan Sada Sancaya dan Kendang Briuk.

Komposisi yang Ditampilkan

Dalam penampilan kali ini, LAS Ensemble akan membawakan dua komposisi utama karya Putu Septa:

  1. PIWAL V (Durasi: 11 menit)
    Seri kelima dari rangkaian karya PIWAL, menekankan penyikapan inkonvensional terhadap instrumen gamelan. Eksplorasi timbre yang tidak biasa menjadi pusat perhatian, menghasilkan warna suara baru yang segar dan berbobot.
  2. Sail (Durasi: 6 menit)
    Sebuah karya yang menggunakan piranti Kendang Catur, bagian dari inovasi Kendang Briuk. Sail mengibaratkan kehidupan sebagai perjalanan perahu yang harus menghadapi arus deras, tantangan, dan kegelapan, namun tetap bergerak menuju cahaya.

Rundown Acara โ€“ 6 Agustus 2025

  • 17.00 WITA โ€“ Open Gate
  • 19.00 WITA โ€“ RORAS Ensemble
  • 19.30 WITA โ€“ LAS Ensemble
  • 20.00 WITA โ€“ Gema Wacana

Bertempat di Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage), Sukawati, Gianyar, Bali, acara ini terbuka untuk umum dengan gratis biaya masuk.

Contact Us

Kehadiran LAS Ensemble di Festival MI-RENG: New Music for Gamelan merupakan momentum penting untuk memperluas cakrawala musik gamelan ke ranah baru yang penuh keberanian, eksperimen, dan inspirasi. Melalui karya-karya Putu Septa, festival ini tidak hanya menjadi panggung pertunjukan, tetapi juga ruang perjumpaan ide dan semangat generasi muda dalam berkarya.

๐Ÿ“Œ Info lengkap:
๐ŸŒ Website: www.mi-reng.co.id
๐Ÿ“ฑ IG: @mirengfestival
โœ‰๏ธ Email: mirengfestival@gmail.com
๐Ÿ“ž WA: 085760623232

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan – Roras Ensemble

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan – Roras Ensemble 2048 2560 Admin Mi-Reng

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan kembali hadir dengan rangkaian konser istimewa yang mempersembahkan karya-karya segar untuk gamelan. Pada hari Rabu, 6 Agustus 2025, giliran Roras Ensemble yang akan tampil memukau di Gedung Unit 1 KG Ketewel, Gianyar, Bali. Pintu masuk akan dibuka pukul 17.00 WITA dan konser dapat dinikmati secara gratis oleh publik.

Roras Ensemble: Eksplorasi Musik Baru dan Gamelan Kontemporer

Didirikan pada tahun 2018, Roras Ensemble berfokus pada eksplorasi musik eksperimental dan gamelan kontemporer. Ansambel ini menampilkan repertoar baru yang menggabungkan komposisi dari para komponis musik baru dan dunia gamelan, sehingga menghadirkan pertunjukan segar, beragam, dan penuh warna. Sejak awal berdiri, Roras Ensemble konsisten mendorong batas-batas musikal gamelan tradisional melalui pendekatan artistik inovatif.

Kiprah Roras Ensemble sudah mendapat apresiasi luas, di antaranya tampil dalam Ethnic Music Festival oleh Dewan Kesenian Jakarta (2019) dan Bali World Culture Celebration (2022) dengan karya Words in Iron. Eksplorasi mereka memperkuat identitas artistik gamelan baru Indonesia di mata dunia.

Profil Komposer: Sang Nyoman Putra Arsa Wijaya

Sosok di balik karya yang dibawakan Roras Ensemble adalah Sang Nyoman Putra Arsa Wijaya, komponis, penata karawitan, sekaligus pengajar musik yang aktif mengembangkan tradisi dan musik kontemporer Bali. Lahir di Denpasar tahun 1980, ia menamatkan pendidikan di Institut Seni Indonesia Denpasar pada 2005 dengan karya tugas akhir Gerausch, yang kemudian mendapat apresiasi luas di dalam maupun luar negeri.

Arsa Wijaya telah terlibat dalam berbagai festival internasional bergengsi, mulai dari Europalia (2011โ€“2017), International Gamelan Festival di Solo (2018), hingga Bali World Culture Celebration (2022). Karya-karyanya yang inovatif, seperti Galang Segara Linggah, Chanda Klang, hingga Repetitie Mood, menegaskan posisinya sebagai salah satu komponis penting dalam lanskap gamelan kontemporer Indonesia.

Komposisi yang Ditampilkan: Gerausch

Pada konser kali ini, Roras Ensemble akan menampilkan karya Gerausch berdurasi 10 menit. Judul karya ini berasal dari bahasa Jerman yang berarti suara, bunyi, atau kebisingan. Gerausch adalah sebuah eksplorasi sonik yang menantang batas musik konvensional gamelan, memanfaatkan pendekatan musik kontemporer abad ke-20 dengan elemen aleatorik.

Dalam karya ini, bilah besi Selonding tidak lagi hanya berfungsi sebagai pembawa nada pentatonik, melainkan sebagai sumber bunyi perkusi yang diolah dengan variasi teknik pukul, tekanan, dan kecepatan. Poliritmik presisi, pemanfaatan metronom, hingga gesekan pipa besi menghadirkan nuansa industrial yang membentuk lanskap suara unikโ€”memadukan instrumen musik dengan kebisingan mekanis.

Lebih dari sekadar musik, Gerausch juga menawarkan pengalaman estetika visual. Percikan bunga api dari gesekan logam menjadi bagian dari ekspresi musikal utuh yang menghadirkan perpaduan antara ketertiban dan kekacauan.

Rundown Konser Festival MI-RENG Day 5

  • 17.00 WITA โ€“ Open Gate
  • 19.00 WITA โ€“ Roras Ensemble
  • 19.30 WITA โ€“ Las Ensemble
  • 20.00 WITA โ€“ Gema Wacana

๐Ÿ“ Lokasi: Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage), Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Sukawati, Gianyar, Bali 80237
๐Ÿ“Œ Free Entry | Registrasi: [Scan QR Code di Poster]

Festival MI-RENG merupakan ruang kolaboratif untuk memperluas cakrawala musik gamelan melalui karya-karya baru. Jangan lewatkan penampilan Roras Ensemble dan nikmati pengalaman musikal yang unik, penuh kejutan, dan inovatif!

๐Ÿ”— Website: www.mi-reng.co.id
๐Ÿ“ฑ Instagram: @mirengfestival
โœ‰๏ธ Email: mirengfestival@gmail.com
๐Ÿ“ž Kontak: 0857 6062 3232

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan – Gamelan Salukat

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan – Gamelan Salukat 2048 2560 Admin Mi-Reng

Gamelan Salukat Hadir di Hari Keempat Festival

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan kembali hadir dengan menghadirkan pertunjukan istimewa dari Gamelan Salukat, ansambel gamelan kontemporer yang didirikan oleh komposer Dewa Alit. Konser ini akan berlangsung pada Selasa, 5 Agustus 2025, bertempat di Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage), Gianyar, Bali. Pintu masuk akan dibuka mulai pukul 17.00 WITA, dengan penampilan Gamelan Yuganada pukul 19.00 WITA dan Gamelan Salukat pukul 20.00 WITA.

Tentang Gamelan Salukat

Didirikan oleh Dewa Alit pada tahun 2007, Gamelan Salukat lahir dengan tujuan khusus memainkan karya-karya ciptaannya. Instrumen gamelan yang digunakan adalah hasil rancangan baru oleh Dewa Alit, sehingga memiliki karakter bunyi yang unik. Nama Salukat berasal dari kata โ€œsaluโ€ (rumah) dan โ€œkatโ€ (lahir kembali), yang melambangkan kelahiran musikal baru.

Sejak awal berdiri, Gamelan Salukat telah menembus panggung internasional, tampil di berbagai festival musik bergengsi dunia. Beberapa di antaranya adalah Bamboo and Bronze Music Festival di Munich (Jerman), Malmo Festival (Swedia), Roskilde Festival (Denmark), Rewire Festival di Amsterdam (Belanda), Borealis Festival di Bergen (Norwegia), hingga Sixth Edition Festival di Stockholm (Swedia).

Profil Komposer: Dewa Alit

Dewa Alit dikenal sebagai komposer klasik kontemporer yang diakui secara internasional. Ia dikenal dengan pendekatannya yang radikal namun tetap berakar pada tradisi musik gamelan Bali. Karyanya telah dipentaskan di berbagai festival dunia, termasuk Rudolstadt Festival (Jerman), Borealis Festival (Norwegia), hingga Salihara International Performing-Arts Festival (Jakarta, 2024).

Album karyanya yang berjudul Chasing the Phantom (Black Truffle, 2022) bahkan masuk dalam daftar โ€œThe Yearโ€™s Top Releasesโ€ versi majalah musik The Wire (UK) dan harian The New York Times (AS) dalam kategori Contemporary Classical.

Karya yang Akan Ditampilkan

Dalam konser ini, Gamelan Salukat bersama Dewa Alit akan mempersembahkan sejumlah komposisi istimewa, antara lain:

  1. Likad (15 menit)
    Terinspirasi dari suasana lockdown pandemi, karya ini lahir dari rasa cemas dan kegelisahan yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk musikal yang penuh tantangan.
  2. Siklus (15 menit)
    Berangkat dari filosofi kehidupan masyarakat Bali yang berlandaskan kalender tradisional, karya ini menggambarkan siklus kehidupan sehari-hari yang berkesinambungan.
  3. Ngejuk Memedi (16 menit)
    Sebuah refleksi filosofis tentang kontradiksi antara tradisi dan modernitas, terinspirasi dari fenomena kepercayaan primitif masyarakat Bali hingga era digital saat ini.
  4. Baur Bentur (15 menit)
    Kolaborasi unik antara Sri Hanuraga (pianis) dan Gamelan Salukat Remaja, yang memadukan piano dengan sistem pelarasan gamelan Salukat dalam komposisi eksperimental.

Informasi Acara

๐Ÿ“… Tanggal: Selasa, 5 Agustus 2025
๐Ÿ“ Lokasi: Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage), Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Gianyar, Bali
๐Ÿ•” Open Gate: 17.00 WITA
๐ŸŽถ Penampilan:

  • 19.00 WITA โ€“ Gamelan Yuganada
  • 20.00 WITA โ€“ Gamelan Salukat
    ๐Ÿ’ก HTM: Gratis (Free Entry) โ€“ Registrasi melalui QR Code

Contact Us

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan inovasi musik gamelan yang dipadukan dengan semangat kontemporer dalam Festival MI-RENG: New Music for Gamelan. Mari bersama-sama menikmati pengalaman mendengarkan gamelan dalam perspektif baru, penuh kreativitas, dan mendunia.

Festival MI-RENG: Gamelan Yuganada Hadirkan Musik Baru untuk Gamelan

Festival MI-RENG: Gamelan Yuganada Hadirkan Musik Baru untuk Gamelan 2048 2560 Admin Mi-Reng

Gamelan Yuganda

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan kembali hadir dengan menghadirkan kelompok gamelan inovatif Gamelan Yuganada. Konser ini akan berlangsung pada Selasa, 5 Agustus 2025 di Gedung Unit 1, KG Ketewel, Gianyar, Bali, dengan pintu masuk dibuka mulai pukul 17.00 WITA.

Tentang Gamelan Yuganada

Gamelan Yuganada adalah kelompok musisi asal Ubud dan sekitarnya yang berdiri sejak tahun 2015 oleh I Wayan Sudirana. Mereka konsisten melestarikan musik tradisional Bali sekaligus menciptakan kemungkinan baru bagi gamelan di era modern.

Nama Yuganada sendiri memiliki makna mendalam: Yuga berarti zaman atau siklus, sementara Nada berarti bunyi. Yuganada menggambarkan sebuah siklus bunyi di era sekarang, simbol harapan generasi baru yang terus menjaga api kreativitas musik Bali.

Sejak berdiri, Gamelan Yuganada telah tampil di berbagai panggung internasional, di antaranya:

  • World Samulnori Competition di Korea Selatan (2015)
  • Kaleidoscope Drumming Nation di Kuala Lumpur, Malaysia (2016 & 2024)
  • George Town Festival di Penang, Malaysia (2019)
  • Hongkong Cosmopolis Festival (2022)
  • Cine-Concert Samsara bersama Garin Workshop (2024)

Selain itu, mereka juga aktif menampilkan pertunjukan di pura-pura di Bali serta telah merilis lima album, termasuk Geguntangan (2019), Proses (2022), hingga album terbaru Pesu Mulih (2025).

Profil Komposer: I Wayan Sudirana

I Wayan Sudirana adalah seorang komposer dan etnomusikolog asal Ubud, Bali. Lahir tahun 1980, ia menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, kemudian meraih gelar Master of Arts (2009) dan Ph.D (2013) di University of British Columbia, Kanada.

Karya-karya Sudirana dikenal menembus batas konvensional gamelan, masuk ke ranah new music dengan menggabungkan elemen lintas budaya. Beberapa karyanya antara lain:

  • Arakok (kolaborasi dengan Michael Tenzer & Colin McDonald)
  • Navadaza (untuk gamelan Gita Asmara, Kanada, 2010)
  • Marathonologue (kolaborasi Gamelan, Taiko, & Highland Bagpipes โ€“ World Winter Olympic 2010)
  • Kasus Tiga untuk konser New Music for Gamelan

Atas kiprahnya, Sudirana juga menerima Piala Citra Festival Film Indonesia 2024 sebagai Penata Musik Terbaik.

Komposisi yang Ditampilkan

Dalam konser Festival MI-RENG, Gamelan Yuganada akan membawakan dua komposisi karya I Wayan Sudirana:

  • Banang I (Durasi 14 menit)
  • Banang II (Durasi 10 menit)

Karya โ€œBanangโ€ terinspirasi dari pola fraktal โ€“ sebuah pola geometris kompleks yang berulang. Melalui pendekatan musikal ini, Sudirana mengeksplorasi pengulangan dan self-similarity yang membentuk pola ritmis dan melodis berlapis.

Rundown Acara โ€“ Selasa, 5 Agustus 2025

  • 17.00 WITA โ€“ Open Gate
  • 19.00 WITA โ€“ Gamelan Yuganada
  • 20.00 WITA โ€“ Gamelan Salukat

๐Ÿ“ Lokasi: Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage)
Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Gianyar, Bali 80237

โœจ Gratis & Terbuka untuk Umum
Pendaftaran dapat dilakukan dengan memindai QR Code yang tersedia pada poster resmi Festival MI-RENG.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan penampilan KADAPAT yang akan membawa gamelan Bali ke dalam dimensi bunyi baru, menembus batas tradisi dan kontemporer.

Instagram:ย @mirengfestival
Website:ย www.mi-reng.co.id
WhatsApp : 085760623232
Email : mirengfestival@gmail.com

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan โ€“ Penampilan KADAPAT

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan โ€“ Penampilan KADAPAT 2048 2560 Admin Mi-Reng

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan kembali hadir dengan menghadirkan musisi eksperimental Bali yang tengah mendapat perhatian luas, KADAPAT. Konser ini akan berlangsung pada Senin, 4 Agustus 2025 di Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage), Gianyar, Bali, dengan pintu masuk dibuka pukul 17.00 WITA.

Tentang KADAPAT

KADAPAT adalah proyek musik eksperimental yang digagas oleh I Gusti Nyoman Barga Sastrawadi dan I Gede Yogi Sukawiadnyana. Duo ini memadukan instrumen gamelan Bali, seperti jegog dan gender, dengan elemen musik elektronik sebagai medium eksplorasi bunyi. Melalui karya-karya mereka, KADAPAT mengeksplorasi tema mistisisme, mitos, hingga kritik sosial yang dibungkus dalam pendekatan imajinatif, teatrikal, serta reflektif terhadap pengalaman generasi milenial yang hidup di persimpangan tradisi lokal dan dinamika global.

Sejak perilisan album digital perdana pada Agustus 2022 di Bandcamp, KADAPAT telah aktif tampil di berbagai festival dan ruang seni, baik di Bali, Yogyakarta, Singapura, hingga Berlin. Partisipasi mereka di festival bergengsi seperti ArtJog, Joyland Festival, International Ethnic Music Festival DKJ, Synchronize Festival, hingga Arsenic Lausanne menjadi bukti kiprah mereka dalam menjembatani warisan budaya Bali dengan eksplorasi musik kontemporer global.

Profil Komposer

  • Gede Yogi Sukawiadnyana berasal dari Jembrana, dikenal sebagai komposer eksperimental yang mengeksplorasi gamelan Jegog dalam kaitannya dengan timbre, bunyi, dan ambiguitas noise. Ia juga mendirikan Jelana Creative Movement, sebuah platform untuk membangun dialog antara tradisi lokal dan musik kontemporer.
  • I Gusti Nyoman Barga Sastrawadi memiliki latar pendidikan seni tradisi yang kuat, menekuni gamelan Bali sejak di KOKAR Sukawati hingga melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia Denpasar. Barga menempuh jalur kreatif dengan pendekatan inovatif yang mengolah potensi gamelan Bali dalam ranah eksperimental.

Komposisi yang Ditampilkan

Dalam Festival Mi-Reng, KADAPAT akan mempersembahkan karya berjudul:

0ยฐ / 90ยฐ / 180ยฐ

  • Komposer: Yogi Sukawiadnyana & Barga Sastrawadi
  • Durasi: 35 menit

Karya ini terbagi dalam tiga babak utama, spiral (0ยฐ), vertikal (90ยฐ), dan horizontal (180ยฐ) yang merepresentasikan cara manusia memahami ruang, arah, dan tekanan hidup. Eksplorasi musikal dilakukan melalui perpaduan timbre, pitch, dan ritme, menghadirkan pengalaman bunyi yang tidak hanya auditif, tetapi juga reflektif terhadap dinamika batin manusia.

Rundown Konser โ€“ Day 3

๐Ÿ“… Senin, 4 Agustus 2025
๐Ÿ“ Gedung Unit 1 KG Ketewel, Gianyar, Bali

  • 17.00 WITA โ€“ Open Gate
  • 19.00 WITA โ€“ [HA] N.N
  • 19.30 WITA โ€“ Gamelan Nata Swara
  • 20.00 WITA โ€“ KADAPAT

๐ŸŽŸ๏ธ Gratis & Terbuka untuk Umum
Registrasi dapat dilakukan melalui QR Code yang tersedia di poster resmi Festival Mi-Reng.

Contact Us

โœจ Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan penampilan KADAPAT yang akan membawa gamelan Bali ke dalam dimensi bunyi baru, menembus batas tradisi dan kontemporer.

๐Ÿ“ฒ Info lebih lanjut:
Instagram: @mirengfestival
Website: www.mi-reng.co.id
WhatsApp : 085760623232
Email : mirengfestival@gmail.com

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan โ€“ Gamelan Nata Swara

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan โ€“ Gamelan Nata Swara 2048 2560 Admin Mi-Reng

Day 3 – Gamelan Nata Swara

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan kembali hadir dengan menampilkan karya-karya baru yang berpijak pada tradisi gamelan Bali. Pada hari ketiga, Senin, 4 Agustus 2025, pengunjung akan diajak menikmati pertunjukan istimewa dari Gamelan Nata Swara, sebuah kelompok gamelan yang aktif mengolah musik tradisi dan musik baru, serta berkolaborasi dengan berbagai seniman internasional.

Gamelan Nata Swara

Didirikan tahun 2011 di Desa Padangtegal, Ubud, Nata Swara menjadi wadah kreatif yang tak hanya memainkan gamelan klasik, tetapi juga menciptakan karya-karya baru dan menggali potensi musik Bali ke ranah internasional. Mereka telah tampil di berbagai panggung dan bekerja sama dengan banyak seniman dunia, salah satunya dengan komposer asal Amerika, Brian Baumbusch.

Profil Komposer โ€“ Brian Baumbusch

Brian Baumbusch adalah seorang komposer, perancang instrumen, sekaligus musikolog yang dikenal dengan karya lintas budaya. Ia mendirikan Lightbulb Ensemble (2013), sebuah ansambel perkusi dengan instrumen buatannya yang terinspirasi dari gamelan Bali. Karya-karyanya telah dipentaskan di berbagai panggung ternama, termasuk Festival Seni Bali, The Smithsonian Institution, dan Yerba Buena Center, San Francisco. Selain itu, Baumbusch juga aktif sebagai peneliti musik tradisional Argentina dan Bali, serta mengembangkan ansambel gamelan di berbagai institusi pendidikan seperti UC Santa Cruz dan Santa Clara University.

Komposisi yang Ditampilkan

Pada festival ini, Brian Baumbusch akan menampilkan karyanya yang berjudul Prisms for Gene Davis (2018โ€“2021), sebuah komposisi berdurasi 25 menit untuk metallophone khusus rancangannya yang disebut โ€œGen 2โ€, terinspirasi dari gamelan Bali. Karya ini merupakan penghormatan kepada pelukis color-field minimalis Amerika, Gene Davis, yang dikenal dengan garis-garis warna ritmis.
Komposisi ini mengeksplorasi konsep waktu, diam (ngubeng), dan gerak (majalan), menghadirkan pengalaman musikal yang meditatif sekaligus intens bagi para pendengarnya.

Rundown โ€“ Senin, 4 Agustus 2025

๐Ÿ“ Gedung Unit 1 KG Ketewel, Gianyar โ€“ Open Stage

  • 17.00 WITA โ€“ Open Gate
  • 19.00 WITA โ€“ [HA] N.N
  • 19.30 WITA โ€“ Gamelan Nata Swara
  • 20.00 WITA โ€“ Kadapat

Acara ini gratis dan terbuka untuk umum. Pengunjung hanya perlu melakukan registrasi melalui QR code yang tertera pada poster.

Contact Us

๐ŸŒ Website: www.mi-reng.co.id
๐Ÿ“ฑ Instagram: @mirengfestival
๐Ÿ“ง Email: mirengfestival@gmail.com
๐Ÿ“ž Kontak: 0857-6062-3232

Festival ini didukung oleh Bentara Budaya, serta sejumlah sahabat media yang turut berkontribusi dalam menyebarkan semangat baru musik gamelan.

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan โ€“ [Ha] N.N

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan โ€“ [Ha] N.N 2048 2560 Admin Mi-Reng

Mendengar Dalam Diam

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan kembali hadir dengan serangkaian konser yang menghadirkan karya-karya inovatif dari berbagai seniman yang mengeksplorasi potensi baru gamelan dalam konteks musik kontemporer. Di hari ketiga, tepat pada Senin, 4 Agustus 2025, acara akan berlangsung di Gedung Unit 1 KG Ketewel, Sukawati, Gianyar, Bali, dengan pintu dibuka pukul 17.00 WITA.

[Ha] N.N โ€“ Eksperimen Bunyi dari Objek Sehari-hari

Salah satu penampil utama adalah [Ha] N.N, duo eksperimental yang digawangi oleh Septian Dwi Cahyo dan Putu Lia Veranika. Mereka dikenal melalui eksplorasi potensi bunyi dari objek sederhana serta material sehari-hari. Permainan mereka tidak terbatas pada instrumen tradisional, tetapi juga melibatkan:

  • mainan anak-anak seperti gamelan mainan,
  • alat komunikasi,
  • perlengkapan kerja harian,
  • hingga berbagai benda temuan lainnya.

Eksplorasi unik ini menjadikan [Ha] N.N sebuah proyek yang membuka cara pandang baru terhadap sumber bunyi di sekitar kita.

Profil Komposer: Septian Dwi Cahyo

Septian Dwi Cahyo (1992) adalah komponis yang menempuh studi komposisi bersama Beat Furrer di University of Music and Performing Arts Graz, Austria. Karyanya telah dipentaskan di berbagai belahan duniaโ€”Asia Tenggara, Eropa, Amerika Serikat, Asia Timur, hingga Meksikoโ€”oleh ansambel ternama seperti Orkest de Ereprijs, Talea Ensemble, Spรณล‚dzielnia Muzyczna, dan Studio Musikfabrik x ASEAN Youth Ensemble.

Beberapa pencapaian pentingnya antara lain:

  • Penerima ASEA Uninet SP24 dan Ernst Mach Grants (2018โ€“2019) untuk studi di Kunst Universitรคt Graz dan IEM Graz.
  • Publikasi karya melalui Babel Scores.
  • Presentasi di berbagai forum internasional, termasuk IEEE Region 10 SYWL Congress, Korea Electroacoustic Music Society, dan Salihara.
  • Kurator program Beyond Threshold โ€“ New Voices from Indonesia (Bangkok, 2021).
  • Penerima Arbeitsstipendium fรผr Musikkomposition (2023) dari Austrian Federal Ministry of Arts, Culture, Civil Service, and Sport.

Komposisi yang Ditampilkan: [E]st

Pada Festival Mi-Reng kali ini, Septian Dwi Cahyo akan menampilkan komposisi berjudul [E]st, berdurasi 11โ€“13 menit.

Karya ini ditulis untuk:

  • dua gitar mikrotonal,
  • gamelan mainan,
  • gong,
  • dan elektronik.

Inspirasi karya ini datang dari puisi Mahmoud Darwish, The Earth is Closing Us, yang dikonversi ke dalam sistem kode morse lalu dipadukan dengan sistem tala Just Intonation. Perpaduan dua elemen tersebut menghasilkan struktur musikal berkesinambungan, menyerupai aliran sungai: tampak tenang di permukaan, namun membawa perubahan signifikan di bawah arusnya.

Karya ini didedikasikan untuk Mahmoud Darwish.

Rundown Hari Ketiga โ€“ 4 Agustus 2025

๐Ÿ“ Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage)
Jl. Profesor Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Sukawati, Gianyar, Bali

  • 17.00 WITA โ€“ Open Gate
  • 19.00 WITA โ€“ Penampilan [Ha] N.N
  • 19.30 WITA โ€“ Penampilan Gamelan Nata Swara
  • 20.00 WITA โ€“ Penampilan Kadapat

โœจ Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Peserta hanya perlu melakukan registrasi melalui QR code yang tersedia.

Contact Us

Festival Mi-Reng menjadi ruang pertemuan antara tradisi gamelan dan eksplorasi musik kontemporer, menghadirkan pengalaman mendengarkan yang segar, mendalam, dan penuh makna.

๐Ÿ“ž Informasi lebih lanjut: 085760623232
๐ŸŒ Website: www.mi-reng.co.id
๐Ÿ“ง Email: mirengfestival@gmail.com
๐Ÿ“ธ Instagram: @mirengfestival

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan – Palwasari

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan – Palwasari 2048 2560 Admin Mi-Reng

Palwaswari โ€“ Membawa Nafas Baru bagi Tradisi Gamelan Bali

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan kembali hadir sebagai ruang eksplorasi musik gamelan kontemporer. Pada hari Minggu, 3 Agustus 2025, festival ini akan menampilkan salah satu penampil istimewa, yaitu Sanggar Seni Palwaswari, dengan sebuah komposisi baru bertajuk Salulung karya komposer muda Ni Made Ayu Dwi Sattvitri.

Tentang Palwaswari

Sanggar Seni Palwaswari lahir dari semangat anak-anak yang ingin belajar gamelan sejak 2014, dan resmi berdiri pada tahun 2017 di bawah pimpinan Ni Made Ayu Dwi Sattvitri. Sanggar ini konsisten memberikan pelatihan gamelan kepada anak-anak dari berbagai latar belakang, serta berfokus pada penciptaan karya baru berbasis tradisi, khususnya gamelan Gender Wayang dan Selonding.

Palwaswari telah menorehkan prestasi di berbagai ajang, mulai dari tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Beberapa pencapaian pentingnya antara lain:

  • Juara 3 lomba Gender Wayang Festival Budaya Kabupaten Badung (2015)
  • Juara 2 Festival Budaya Badung (2016)
  • Penampilan di Penebel Festival, Pagelaran Kaminami Desa Adat Kapal (2018โ€“2019)
  • Juara 2 lomba Gender Wayang se-Bali di ISI Denpasar (2019)
  • Juara 1 Gender Wayang Anak-anak se-Bali (2021 & 2024)
  • Penampilan di Festival Seni Bali Jani (2019), Ibudaya Festival (2021), Ubud Folk Festival (2022), dan Pekan Kebudayaan Nasional di Bandung (2023)

Pada tahun 2024, Palwaswari mendapat kehormatan mewakili Indonesia dalam Angelica Festival Internazionale di Musica, Italia.

Profil Komposer: Ni Made Ayu Dwi Sattvitri

Sattvitri adalah seorang musisi gamelan Bali kelahiran 27 April 2000. Sejak 2014 ia aktif mengajar gamelan kepada anak-anak hingga kemudian mendirikan Sanggar Seni Palwaswari. Ketekunan dan dedikasinya mengantarkan Sattvitri menjadi Pemuda Pelopor Kabupaten Badung 2025.

Sebagai komposer, ia telah menciptakan 19 karya gamelan baru seperti Ngimbang (2019, 2023), Autotomi (2021), Linimasa (2022), dan Jala Raga (2024). Sattvitri juga pernah tampil di berbagai forum internasional, termasuk Angelica Festival (Italia, 2024), M3 Festival (New York, 2024), dan Indonesia Bertutur (2024). Selain itu, ia pernah menjadi pengajar gamelan di College of Music, University of Tennessee, sekaligus memperkenalkan karya-karya gamelan Bali di panggung global.

Tentang Komposisi: Salulung

Karya Salulung berdurasi 8 menit 30 detik, terinspirasi dari gabungan kata Salunding dan Ulung dalam bahasa Bali. Kata ulung bermakna jatuh, yang oleh komposer dimaknai sebagai tetesanโ€”sebuah lahirnya bunyi baru dari gamelan Selonding dengan menggunakan media Gender Wayang.

Komposisi ini merupakan bentuk adaptasi dari repertoar Gending Rejang Gucek. Melalui proses pengolahan, tema dasar gending tersebut dikembangkan dengan struktur, dinamika, dan warna bunyi baru tanpa menghilangkan identitas aslinya.

Bagian kedua dari karya ini menjadi ruang eksperimen, di mana istilah gucek ditafsirkan sebagai tindakan berulang dua arah (depan-belakang, kanan-kiri, naik-turun), lalu diimplementasikan dalam permainan melodi cepat dan kompleks. Hasilnya, Salulung menghadirkan jembatan antara tradisi gamelan Bali dan kebaruan ekspresi musikal.

Rundown Festival Mi-Reng โ€“ Hari Kedua

๐Ÿ“… Minggu, 3 Agustus 2025
๐Ÿ“ Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage), Gianyar โ€“ Bali

  • 17.00 WITA โ€“ Open Gate
  • 19.00 WITA โ€“ Black Kobra
  • 19.30 WITA โ€“ Cirat
  • 20.00 WITA โ€“ Palwaswari
  • 20.30 WITA โ€“ Gema Wacana

Acara ini gratis dan terbuka untuk umum. Pendaftaran dapat dilakukan melalui QR Code yang tersedia di poster.

Dengan hadirnya Palwaswari dan karya terbaru Salulung, Festival Mi-Reng kembali menunjukkan bagaimana gamelan Bali tidak hanya lestari dalam tradisi, tetapi juga mampu beradaptasi dan melahirkan ekspresi baru yang relevan dengan zaman.

Contact Us

Festival MI-RENG membuka ruang bagi publik untuk menikmati wajah baru gamelan yang inovatif, dengan free entry dan terbuka untuk semua kalangan.

๐Ÿ”— Info lebih lanjut dapat diakses melalui:
๐ŸŒ www.mi-reng.co.id
๐Ÿ“ธ Instagram: @mirengfestival
๐Ÿ“ง Email: mirengfestival@gmail.com
๐Ÿ“ž 085760623232

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan – Cirat

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan – Cirat 2048 2560 Admin Mi-Reng

Menyajikan Karya Eksperimental Bersama CIRAT dan Ni Nyoman Srayamurtikanti

Festival MI-RENG: New Music for Gamelan kembali hadir dengan menghadirkan rangkaian konser yang mengeksplorasi musik gamelan dalam pendekatan baru. Dengan tema #MendengarDalamDiam, festival ini menjadi ruang kreatif bagi musisi, komposer, dan komunitas seni untuk mengolah gamelan bersama teknologi, ruang pertunjukan, dan media audiovisual.

Pada Minggu, 3 Agustus 2025, festival akan digelar di Gedung Unit 1 KG Ketewel, Gianyar, Bali, dengan pintu masuk dibuka mulai pukul 17.00 WITA. Malam hari akan diisi oleh penampilan berbagai kelompok, salah satunya adalah CIRAT.

CIRAT: Eksperimen Musik Lintas Disiplin

CIRAT merupakan komunitas seni yang aktif sejak 2023, hasil kolaborasi antara Nagi Creative Lab dan Sโ€™mara Murti. CIRAT berfokus pada penciptaan dan pertunjukan musik interdisipliner yang memadukan teknologi, ruang pertunjukan, dan audiovisual.

Karya-karya CIRAT telah dipentaskan di berbagai panggung internasional, seperti Jimbaran HUB (2023), Center for New Music and Audio Technologies โ€“ University of California Berkeley (2024), University of Montreal (2024), Center for New Music San Francisco (2023), hingga Pure Records (2025). CIRAT juga berkolaborasi dengan kelompok seni internasional seperti Bascaillle dan Totem Contemporain di Kanada.

Profil Komposer: Ni Nyoman Srayamurtikanti

Festival kali ini juga menampilkan karya dari komposer muda berbakat, Ni Nyoman Srayamurtikanti, seorang musisi dari Celuk, Sukawati, Gianyar. Dengan latar belakang pendidikan di ISI Denpasar (2018) dan ISI Surakarta (2022), Sraya dikenal dengan eksplorasi musik eksperimental, teatrikal, dan respon ruang yang berakar pada tradisi gamelan Bali.

Karya-karyanya telah dipresentasikan di berbagai festival dunia, seperti Pekan Komponis Indonesia (2021), Mutual Mentorship for Musicians Festival, New York (2023), Gwangju Biennale Festival, Korea Selatan (2024), serta Lโ€™Atelier de Gamelan, University of Montreal (2024). Ia juga pernah diundang sebagai Guest Music Director di Gamelan Sekar Jaya, Berkeley dan Guest Music Teacher di University of California, Berkeley (2022โ€“2024).

Komposisi: KESEHGONG

Pada konser kali ini, Sraya bersama CIRAT akan menampilkan karya terbaru berjudul KESEHGONG dengan durasi sekitar 15 menit.

KESEHGONG mengeksplorasi permainan solo gamelan yang dipadukan dengan instrumen elektronik, seperti gender wayang, gangsa semarandana, dan Gong Machine. Kata โ€œKesรฉhโ€ berarti geser, yang mencerminkan integrasi antara gerak, ruang, bunyi gamelan, dan elektronik dalam sebuah komposisi interaktif.

Instrumen gong, yang biasanya berfungsi sebagai penanda awal dan akhir gending, dalam karya ini diperlakukan secara berbeda: dipukul, digesek, diayunkan, bahkan dipadukan dengan suara tubuh dan perangkat elektronik. KESEHGONG menghadirkan pengalaman baru dalam pertunjukan musik gamelan, di mana gestur dan movement menjadi bagian penting dari struktur musikal, bukan sekadar visualisasi.

Rundown Acara โ€“ Minggu, 3 Agustus 2025

๐Ÿ“ Gedung Unit 1 KG Ketewel, Gianyar, Bali

  • 17.00 WITA โ€“ Open Gate
  • 19.00 WITA โ€“ Black Kobra
  • 19.30 WITA โ€“ CIRAT (membawakan KESEHGONG karya Ni Nyoman Srayamurtikanti)
  • 20.00 WITA โ€“ Palwaswari
  • 20.30 WITA โ€“ Gema Wacana

Contact Us

Festival MI-RENG membuka ruang bagi publik untuk menikmati wajah baru gamelan yang inovatif, dengan free entry dan terbuka untuk semua kalangan.

๐Ÿ”— Info lebih lanjut dapat diakses melalui:
๐ŸŒ www.mi-reng.co.id
๐Ÿ“ธ Instagram: @mirengfestival
๐Ÿ“ง Email: mirengfestival@gmail.com
๐Ÿ“ž 085760623232

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan – Black Kobra

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan – Black Kobra 2048 2560 Admin Mi-Reng

Konser Seri โ€“ Hari Kedua

Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan kembali hadir sebagai ruang pertemuan kreatif bagi para seniman, komposer, dan komunitas gamelan dalam mengeksplorasi kemungkinan baru musik tradisi Bali. Mengusung tema โ€œMendengar Dalam Diamโ€, festival ini mempertemukan tradisi dan inovasi, menghadirkan karya-karya segar yang berpijak pada gamelan namun berkembang dalam semangat kontemporer.

Penampilan: Black Kobra

Salah satu penampil utama di hari kedua adalah Komunitas Black Kobra. Komunitas ini pertama kali dibentuk pada tahun 2014 dan diresmikan pada 8 Agustus 2016, berawal dari keterlibatan mereka di Pesta Kesenian Bali. Nama โ€œBlack Kobraโ€ merujuk pada simbol ular kobra dalam representasi Dewa Siwa, yang dimaknai sebagai lambang kebersamaan, kesetaraan, dan sikap saling menghormati dalam komunitas.

Sejak peresmiannya, Black Kobra aktif tampil dalam berbagai pertunjukan seni, khususnya musik. Mereka pernah berpartisipasi dalam Komponis Kini: A Tribute to Beratha, Festival Komponis Perempuan Werdhi Cwaram 2024, serta menjadi penampil pembuka di Festival New Music for Gamelan. Black Kobra juga terlibat dalam kolaborasi bersama Ayu Permata Sari dan Hasyimah Harith dalam program B-Part (Bali Performing Arts Meeting).

Profil Komposer: Ni Komang Wulandari

Hari kedua festival juga menghadirkan karya dari Ni Komang Wulandari, seniman karawitan asal Denpasar kelahiran 17 April 1996. Ia memulai pendidikan seni di SMK Negeri 5 Denpasar, kemudian melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (2014โ€“2018). Sejak muda, Wulandari aktif berkesenian, tekun mengembangkan kemampuan dalam seni tradisi Bali, dan kerap tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) bersama Sekaa Gong Kebyar Wanita Denpasar.

Selain panggung seni tradisi, ia juga aktif dalam forum komposisi kontemporer, seperti Indonesian Composers Collective (2018), Komponis Kini โ€œA Tribute to Berathaโ€ (2019), Workshop Komponis Perempuan โ€œGamelan Mebarungโ€ (2024), serta Festival Komponis Perempuan Werdhi Cwaram (2024).

Komposisi: LILA

Karya yang akan ditampilkan oleh Ni Komang Wulandari berjudul โ€œLILAโ€, berdurasi sekitar 8โ€“15 menit.
Dalam bahasa Sanskerta, lila berarti permainan atau kesenangan, sering dikaitkan dengan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep lila juga dapat dimaknai sebagai kreativitas tanpa batas yang memberi ruang untuk berekspresi secara bebas.

Komposisi โ€œLILAโ€ lahir dari inspirasi terhadap seseorang bernama Lila, dan diwujudkan dalam musik gamelan dengan memadukan unsur melodi, harmoni, dan ritme. Karya ini diharapkan mudah dipahami sekaligus memberikan pengalaman musikal yang menyenangkan bagi penikmatnya.Karya yang akan ditampilkan oleh Ni Komang Wulandari berjudul โ€œLILAโ€, berdurasi sekitar 8โ€“15 menit.
Dalam bahasa Sanskerta, lila berarti permainan atau kesenangan, sering dikaitkan dengan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep lila juga dapat dimaknai sebagai kreativitas tanpa batas yang memberi ruang untuk berekspresi secara bebas.

Komposisi โ€œLILAโ€ lahir dari inspirasi terhadap seseorang bernama Lila, dan diwujudkan dalam musik gamelan dengan memadukan unsur melodi, harmoni, dan ritme. Karya ini diharapkan mudah dipahami sekaligus memberikan pengalaman musikal yang menyenangkan bagi penikmatnya.

Rundown Hari Kedua โ€“ Minggu, 3 Agustus 2025

Acara berlangsung di Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage), Gianyar, Bali. Gerbang dibuka pukul 17.00 WITA, dengan susunan penampilan sebagai berikut:

  • 19.00 WITA โ€“ Black Kobra
  • 19.30 WITA โ€“ Cirat
  • 20.00 WITA โ€“ Palwasari
  • 20.30 WITA โ€“ Gema Wacana

๐Ÿ“ Lokasi: Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Kec. Sukawati, Gianyar, Bali 80237
๐ŸŽŸ๏ธ Free Entry (Registrasi melalui QR Code pada poster)

Contact Us

๐ŸŒ Website: www.mi-reng.co.id
๐Ÿ“ฑ Instagram: @mirengfestival
๐Ÿ“ง Email: mirengfestival@gmail.com
๐Ÿ“ž Kontak: 0857-6062-3232

Festival ini didukung oleh Bentara Budaya, serta sejumlah sahabat media yang turut berkontribusi dalam menyebarkan semangat baru musik gamelan.