Konser Seri – Hari Kedua
Festival Mi-Reng: New Music for Gamelan kembali hadir sebagai ruang pertemuan kreatif bagi para seniman, komposer, dan komunitas gamelan dalam mengeksplorasi kemungkinan baru musik tradisi Bali. Mengusung tema “Mendengar Dalam Diam”, festival ini mempertemukan tradisi dan inovasi, menghadirkan karya-karya segar yang berpijak pada gamelan namun berkembang dalam semangat kontemporer.
Penampilan: Black Kobra
Salah satu penampil utama di hari kedua adalah Komunitas Black Kobra. Komunitas ini pertama kali dibentuk pada tahun 2014 dan diresmikan pada 8 Agustus 2016, berawal dari keterlibatan mereka di Pesta Kesenian Bali. Nama “Black Kobra” merujuk pada simbol ular kobra dalam representasi Dewa Siwa, yang dimaknai sebagai lambang kebersamaan, kesetaraan, dan sikap saling menghormati dalam komunitas.
Sejak peresmiannya, Black Kobra aktif tampil dalam berbagai pertunjukan seni, khususnya musik. Mereka pernah berpartisipasi dalam Komponis Kini: A Tribute to Beratha, Festival Komponis Perempuan Werdhi Cwaram 2024, serta menjadi penampil pembuka di Festival New Music for Gamelan. Black Kobra juga terlibat dalam kolaborasi bersama Ayu Permata Sari dan Hasyimah Harith dalam program B-Part (Bali Performing Arts Meeting).

Profil Komposer: Ni Komang Wulandari
Hari kedua festival juga menghadirkan karya dari Ni Komang Wulandari, seniman karawitan asal Denpasar kelahiran 17 April 1996. Ia memulai pendidikan seni di SMK Negeri 5 Denpasar, kemudian melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (2014–2018). Sejak muda, Wulandari aktif berkesenian, tekun mengembangkan kemampuan dalam seni tradisi Bali, dan kerap tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) bersama Sekaa Gong Kebyar Wanita Denpasar.
Selain panggung seni tradisi, ia juga aktif dalam forum komposisi kontemporer, seperti Indonesian Composers Collective (2018), Komponis Kini “A Tribute to Beratha” (2019), Workshop Komponis Perempuan “Gamelan Mebarung” (2024), serta Festival Komponis Perempuan Werdhi Cwaram (2024).


Komposisi: LILA
Karya yang akan ditampilkan oleh Ni Komang Wulandari berjudul “LILA”, berdurasi sekitar 8–15 menit.
Dalam bahasa Sanskerta, lila berarti permainan atau kesenangan, sering dikaitkan dengan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep lila juga dapat dimaknai sebagai kreativitas tanpa batas yang memberi ruang untuk berekspresi secara bebas.
Komposisi “LILA” lahir dari inspirasi terhadap seseorang bernama Lila, dan diwujudkan dalam musik gamelan dengan memadukan unsur melodi, harmoni, dan ritme. Karya ini diharapkan mudah dipahami sekaligus memberikan pengalaman musikal yang menyenangkan bagi penikmatnya.Karya yang akan ditampilkan oleh Ni Komang Wulandari berjudul “LILA”, berdurasi sekitar 8–15 menit.
Dalam bahasa Sanskerta, lila berarti permainan atau kesenangan, sering dikaitkan dengan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep lila juga dapat dimaknai sebagai kreativitas tanpa batas yang memberi ruang untuk berekspresi secara bebas.
Komposisi “LILA” lahir dari inspirasi terhadap seseorang bernama Lila, dan diwujudkan dalam musik gamelan dengan memadukan unsur melodi, harmoni, dan ritme. Karya ini diharapkan mudah dipahami sekaligus memberikan pengalaman musikal yang menyenangkan bagi penikmatnya.

Rundown Hari Kedua – Minggu, 3 Agustus 2025
Acara berlangsung di Gedung Unit 1 KG Ketewel (Open Stage), Gianyar, Bali. Gerbang dibuka pukul 17.00 WITA, dengan susunan penampilan sebagai berikut:
- 19.00 WITA – Black Kobra
- 19.30 WITA – Cirat
- 20.00 WITA – Palwasari
- 20.30 WITA – Gema Wacana
📍 Lokasi: Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Kec. Sukawati, Gianyar, Bali 80237
🎟️ Free Entry (Registrasi melalui QR Code pada poster)

Contact Us
🌐 Website: www.mi-reng.co.id
📱 Instagram: @mirengfestival
📧 Email: mirengfestival@gmail.com
📞 Kontak: 0857-6062-3232
Festival ini didukung oleh Bentara Budaya, serta sejumlah sahabat media yang turut berkontribusi dalam menyebarkan semangat baru musik gamelan.